Sesungguhnya Tuhan tidak menciptakan sesuatu yang sia-sia. Dia menciptakan segala sesuatu untuk kita pelajari & mengambil makna dari apa yg kita pelajari itu. Contohnya, simak saja paparan di bawah ini.
1. ANGIN YANG JUJUR
Agan pernah mendengar kalimat “ kabar Angin ?” yang berarti suatu berita penuh kebohongan. Kebohongan itu datangnya dari manusia bukan dari angin. Sebenarnya angin mempunyai sifat jujur. Kemanapun ia bertiup, ia akan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.
Apabila saat berhembus dan melewati binatang mati yang sudah menjadi bangkai dan menimbulkan bau tak sedap, ia akan membawa bau itu kepada siapa saja yang ia temui.
Begitu juga dengan bau harum, apabila ia melewati sekuntum bunga yang tengah mekar, ia pasti akan mengabarkan pada semua orang tentang keharuman bunga tersebut.
Tidak ada yang ditutup-tutupi, kenyataan harus dikatakan walau itu menyakitkan. Sebagai manusia, kita seharusnya malu. Kalau angin saja dapat berkata jujur, kenapa kita tidak ?
2. BINTANG YANG RENDAH HATI.
Malam hari rasanya tidak lengkap tanpa taburan bintang-bintang di langit.
Dari kejauhan ia kelap-kelipkan cahayanya dan membuat malam menjadi lebih indah.
Penah dengar kalimat bintang film, bintang lapangan atau bintang pelajar ? Julukan-julukan itu diberikan pada orang-orang yang besar dan hebat serta lebih dari yang lainnya.
Lain halnya dengan bintang yang ada dilangit, meskipun ia besar dan bahkan mungkin lebih besar dari bumi dan matahari, namun ia tidak mau menampakkan diri. Ia cukup memberikan cahayanya dari kejauhan dan tak ingin dikenal semua orang.
Ia hanya menjadi orang dibelakang panggung, biarlah manusia menikmati cahayanya. Ia tidak mau menjadi sombong karena telah membuat malam hari menjadi indah.
Setiap manusia cenderung ingin dikenal, dipuji dan disanjung. Apalagi setelah memberikan pertolongan kepada orang lain. Bahkan sampai disiarkan media massa.
Jadiah seperti bintang yang rendah hati, karena didalam kerendahan itu terdapat sanjungan, pujian dan keterkenalan yang sebenarnya.
3. AIR YANG MENGALIR KE BAWAH.
Tuanglah segelas air, kemudian perhatikan kemana ia mengalir. Sudah
pasti jawabannya adalah ke tempat yang lebih rendah.
Pernahkah Agan melihat air mengalir ke tempat yang lebih tinggi ?
Tentu tidak, di manapun ia berada, air selalu pergi ke tempat yang lebih rendah.
Begitu juga dengan manusia, apabila ia selalu melihat pada orang yang lebih beruntung, maka hidupnya tidak akan tenang. Melihat tetangga punya mobil baru, tidak bisa tidur. Karena ingin juga beli mobil yang lebih bagus dari milik tetangga.
Namun ada juga manusia yang bersifat seperti air, ia selalu melihat ke bawah di mana masih banyak orang yang lebih susah dari dirinya.
Manusia yang bersifat seperti air ini, hidupnya akan tenang karena ia selalu menyukuri apa yang Tuhan berikan padanya.
Manusia yang selalu melihat ke bawah tidak akan merasa sedih bila ada tetangganya yang beli mobil baru. Karena dalam pikirannya, ia merasa masih beruntung bisa beli sepeda motor sedangkan masih banyak manusia yang harus berdesak-desakan naik bis kota, atau berjalan kaki. Berlakulah seperti air, mensyukuri apa yang Tuhan berikan pada kita, maka kelak Tuhan akan menambahnya.
4. POHON YANG BERSATU.
Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda, bahkan kembar identik pun pasti
memiliki perbedaan.
Perbedaan itu membuat hidup menjadi lebih beragam dan berwarna. Apa jadinya bila semua manusia di dunia sama ? Tentu hidup ini akan terasa monoton dan hambar.
Tapi ingat !!! berbeda boleh saja asal perbedaan itu tidak menjadi boomerang bagi persatuan.
Banyak sudah contohnya, penjarahan yang diakibatkan perbedaan status social, pertempuran antar warga akibat perbedaan suku. Bahkan perbedaan tata cara beribadah dalam suatu agama sering menimbulkan perpecahan. Termasuk beda pilihan calon Presiden.
Dalam menanggapi sebuah perbedaan, kita harus seperti sebuah pohon, dari satu batang akan tumbuh beberapa cabang, dari cabang-cabang itu akan tumbuh beberapa ranting. Semakin banyak cabangnya, semakin indah dan banyak pula buah yang dihasilkan. Batang pohon itu tidak pernah melarang cabang-cabang dan rating-ranting itu bergerak.
Mereka pergi kemana mereka suka. Tapi satu hal yang harus diingat, untuk dapat tetap hidup dan menghasilkan buah, cabang-cabang dan ranting itu membutuhkan zat makanan yang diperoleh dari akar dan dialirkan melalui batang. Jadi, walaupun berbeda bentuk dan fungsinya, mereka menyadari bahwa perbedaan bentuk dan fungsi itu dapat digunakan untuk memperoleh tujuan dan kebahagiaan bersama, bukan tujuan batang, atau ranting saja.
Begitu juga dengan manusia, perbedaan yang dimiliki harus membuat kita sadar bahwa tidak ada manusia yang sempurna, tidak ada manusia yang mampu melakukan segalanya sendiri. Setiap manusia mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Seperti sebuah pohon, kita dapat saling melengkapi dalam mencapai tujuan hidup.
Jadilah seperti pohon yang menjadikan perbedaan itu sebuah kelebihan.
5. AWAN YANG BERSATU.
Segumpal awan putih mengapung
di langit biru. Bergerak sedikit demi sedikit menuju awan-awan yang lain, berkumpul dan menjadi besar, kemudian turunlah hujan. Air hujan itu memberi kehidupan di muka bumi, sawah-sawah menjadi subur, sungai-sungai terisi, manusia dan hewan dapat makan dan minum.
Coba bayangkan bila segenap manusia bertingkah seperti awan yang bersatu. Walaupun awalnya kecil, namun ia tidak menyerah, tapi menjalin kekuatan kecil yang lainnya untuk membantu sesama. Sekecil apapun kita, bila bersatu maka dapat menghasilkan sebuah kekuatan yang luar biasa yang dapat berguna bagi sesama makhluk.
Jadilah seperti awan, jangan menyerah dengan keadaan yang kita miliki. Walaupun kecil, bila yang kecil-kecil itu bersatu, maka dapat mengalahkan yang besar.
Sekian hari ini, semoga kita semua berbahagia.
copas MIX