Intermezzo..
Hmm... Apa yak ? Kelamaan berhibernasi & ngelus-ngelus toples nastar bikin lupa lagi nyusun kalimat pembuka, oke abaikan.
Berawal ketika iseng-iseng baca koran pagi tadi, tiba-tiba tertarik ada berita yang berjudul, "Dibunuh Mantan Pacar Karena Sakit Hati".
Judul berita, yang entah sudah keberapa kalinya dalam selang beberapa minggu.
Sedikit tidak aneh memang, kalau ada berita kriminalitas yang dilakukan oleh orang dekat, tetapi makin hari kok makin marak saja.
Jadi begini, kita paham. Pacaran dan kemudian putus, pasti ada sakit hati. Saya tidak bermaksud menyudutkan pihak yang mana pun. Bisa jadi kedua belah pihak pernah punya salah. Tetapi melampiaskan sakit hati dengan membunuh, atau sekedar mengirim ancaman pembunuhan adalah hal yang menurut saya paling bodoh sedunia.
Kalau menurut pendapat saya, hal itu
hanya menunjukkan kelemahan. Iya. Kelemahan seseorang menghadapi dirinya sendiri. Kelemahan seseorang yang tidak mampu mengobati hatinya. Kelemahan dan kelemahan belaka.
Secinta-cintanya, emang nggak bisa cari yang lain lagi ? Sesakit-sakitnya hati, memang tidak bisa lagi cari orang lain untuk mengobati ? Kadang saya pikir begitu sih ya… Tapi entahlah, namanya juga hati, siapa yang tahu pasti.
Adakah sista disini yang pernah mengalaminya ?
Tapi menurut saya, pribadi yang matang tidak akan melakukannya.
Pribadi yang matang cenderung akan
menyelesaikan masalah dengan pikiran yang jernih. Seperti semboyan, yg sebenarnya saya sendiri lupa dapat dari mana, “hati boleh panas, tapi kepala harus tetap dingin.”
Sebenarnya saya tidak punya kompetensi apapun untuk membicarakan tentang gangguan kepribadian yang dialami pria-pria seperti itu. Tapi dengan menulis postingan ini, saya ingin menyampaikan kepada perempuan, ged rid of that kind of monster ! Jauh-jauh deh, sista.
Karena menurut saya, pria yang baru pada tahap pacaran saja sudah marah-marah tak terkendali, mengancam, atau melakukan kekerasan fisik (apalagi kalau dia saat marah-marah kemudian mabuk-mabukan dan bersahabat dengan senjata tajam) adalah pria yang tidak saya sarankan untuk jadi pendamping.
Apakah pacarmu sekarang begitu ?
You need to think twice, dear mbak-mbak sekalian.
Ibumu meregang nyawa untuk melahirkanmu dengan tujuan memberikan kehidupan yang indah untukmu, maka jangan biarkan kau habiskan hidupmu bersama pria yang membahayakan dirimu.
Ada beberapa teman perempuan yang pernah curhat pada saya mengenai hal serupa, dan biasanya khawatir jika mereka meninggalkan pria emosional yang jadi pacar mereka itu, maka si pria akan benar-benar melakukan apa yang diancamkannya.
Saran saya, lebih baik pisah. Simpan semua bukti ancaman (jika ada).
Jangan mau diajak ketemuan sendirian (dengan alasan apapun).
Kalaupun terpaksa, lakukan di keramaian. Pilih tempat seperti rumah makan terkenal yang cukup ramai, atau lokasi yang kita kenal dan ramai.
Kalau dia macam-macam, tinggal teriak, ada banyak orang. Kalau kelakuannya makin meresahkan, jangan segan-segan laporkan pada polisi. Selain itu, tentu saja selalu berdoa supaya Tuhan selalu melindungi kita. Itu jauh lebih baik daripada tetap bertahan hanya karena kenangan (eciyeeeee) tapi malah justru membuat Anda (perempuan) babak belur.
Hidup itu pilihan. Jangan memberi celah hati untuk pria dengan emosi tidak stabil dan pribadi tidak matang, juga pilihan. Meskipun semua itu pilihan….Tapi berhati-hati demi keselamatan adalah sebuah KEHARUSAN !