Di Indonesia, tertidur atau tidur di tempat kerja hukumnya haram. Sebagian besar perusahaan tidak akan mengizinkan hal ini.
Tetapi ada beberapa jenis perusahaan tertentu yang tidak keberatan bila karyawannya tidur sejenak untuk mendapatkan energi baru di paruh kedua jam kerjanya.
Menurut penelitian terbaru oleh Centre for Sleep Research di University of South Australia, tidur di tempat kerja memiliki relevansi khusus. Utamanya bagi karyawan shift malam di industri yang memerlukan keamanan ketat, seperti kesehatan atau transportasi.
Pasalnya, para karyawan di sektor itu diharuskan kembali dari istirahat dalam keadaan penuh energi dan konsentrasi.
Hal itu belum tentu berlaku bagi karyawan yang bekerja mulai 9 pagi sampai 5 sore. Tetapi penting bagi karyawan di industri seperti penerbangan, petrokimia, transportasi dan kesehatan, di mana kewaspadaan pasca-tidur siang sangat penting untuk keselamatan kerja.
Tapi, jika diizinkan perusahaan tidur saat istirahat, pertanyaan besarnya adalah: Berapa lama?
Penelitian oleh University of South Australia menyebutkan, tidur selama 30 menit selama shift malam akan menghasilkan rasa enggan untuk bangun yang panjang atau sering disebut sleep inertia. Lamanya sleep inertia ini bisa mencapai hingga 45 menit.
Namun jika tidur hanya 10 menit akan menstabilkan performa kerja setelah bangun dengan durasi sleep inertia yang sebentar. Sleep inertia sering dikaitkan dengan reaksi yang lambat, membuat keputusan yang salah dan lamanya otak dalam mencerna informasi.
Penelitian itu juga menyarankan adanya waktu jeda antara tidur siang dan mulai bekerja. "Jika diberi jam istirahat selama 30 menit pada waktu shift malam, sebaiknya sisihkan 10 menit untuk tidur begitu jam istirahat dimulai. Jangan menghabiskan semua jam tersebut untuk tidur jika ingin kembali bekerja dengan energi dan pikiran yang segar."
Beberapa perusahaan di Jepang mendorong karyawannya untuk tidur di tempat kerja. Mereka yakin karyawan yang diberi istirahat cukup dan memadai akan bekerja lebih baik.
Perusahaan renovasi rumah dekat Tokyo, Okuta, mengizinkan karyawannya untuk tidur siang selama 20 menit di meja kerja mereka atau di ruang karyawan. Keputusan itu dinilai tidak merugikan bagi perusahaan. Sebaliknya, perusahaan sukses dan performa karyawan meningkat.
Hugo Inc, perusahaan konsultasi internet di Osaka juga mengikuti langkah Okuta. Karyawan diizinkan tidur selama 30 menit antara jam 1 siang hingga 4 sore. Sebagai cara untuk menyegarkan kondisi fisik dan mental karyawannya. Hal ini membuktikan bahwa tidur siang tidak hanya untuk anak-anak.
*Besok bawa bantal ahh
Source: http://www.dream.co.id MX
Tetapi ada beberapa jenis perusahaan tertentu yang tidak keberatan bila karyawannya tidur sejenak untuk mendapatkan energi baru di paruh kedua jam kerjanya.
Menurut penelitian terbaru oleh Centre for Sleep Research di University of South Australia, tidur di tempat kerja memiliki relevansi khusus. Utamanya bagi karyawan shift malam di industri yang memerlukan keamanan ketat, seperti kesehatan atau transportasi.
Pasalnya, para karyawan di sektor itu diharuskan kembali dari istirahat dalam keadaan penuh energi dan konsentrasi.
Hal itu belum tentu berlaku bagi karyawan yang bekerja mulai 9 pagi sampai 5 sore. Tetapi penting bagi karyawan di industri seperti penerbangan, petrokimia, transportasi dan kesehatan, di mana kewaspadaan pasca-tidur siang sangat penting untuk keselamatan kerja.
Tapi, jika diizinkan perusahaan tidur saat istirahat, pertanyaan besarnya adalah: Berapa lama?
Penelitian oleh University of South Australia menyebutkan, tidur selama 30 menit selama shift malam akan menghasilkan rasa enggan untuk bangun yang panjang atau sering disebut sleep inertia. Lamanya sleep inertia ini bisa mencapai hingga 45 menit.
Namun jika tidur hanya 10 menit akan menstabilkan performa kerja setelah bangun dengan durasi sleep inertia yang sebentar. Sleep inertia sering dikaitkan dengan reaksi yang lambat, membuat keputusan yang salah dan lamanya otak dalam mencerna informasi.
Penelitian itu juga menyarankan adanya waktu jeda antara tidur siang dan mulai bekerja. "Jika diberi jam istirahat selama 30 menit pada waktu shift malam, sebaiknya sisihkan 10 menit untuk tidur begitu jam istirahat dimulai. Jangan menghabiskan semua jam tersebut untuk tidur jika ingin kembali bekerja dengan energi dan pikiran yang segar."
Beberapa perusahaan di Jepang mendorong karyawannya untuk tidur di tempat kerja. Mereka yakin karyawan yang diberi istirahat cukup dan memadai akan bekerja lebih baik.
Perusahaan renovasi rumah dekat Tokyo, Okuta, mengizinkan karyawannya untuk tidur siang selama 20 menit di meja kerja mereka atau di ruang karyawan. Keputusan itu dinilai tidak merugikan bagi perusahaan. Sebaliknya, perusahaan sukses dan performa karyawan meningkat.
Hugo Inc, perusahaan konsultasi internet di Osaka juga mengikuti langkah Okuta. Karyawan diizinkan tidur selama 30 menit antara jam 1 siang hingga 4 sore. Sebagai cara untuk menyegarkan kondisi fisik dan mental karyawannya. Hal ini membuktikan bahwa tidur siang tidak hanya untuk anak-anak.
*Besok bawa bantal ahh
Source: http://www.dream.co.id MX
