468x60 Ads

Ahli gigi surabaya

Matahari di Tengah 2 Gunung Kembar.

Masih ingatkah pelajaran menggambar ketika jaman TK atau SD dulu ? Entah mengapa, sepertinya setiap TK atau SD memiliki template gambar pemandangan yang baku. Buktinya, ketika iseng bertanya ke teman-teman, selalu mengiyakan, “Iya, dulu kita juga diminta menggambar pemandangan seperti itu”.

Gambarnya selalu memiliki penampakan dua buah gunung berbentuk segitiga berjajar. Bentuknya
kadang benar-benar segitiga lancip atau terkadang sudah mengalami penghalusan, tidak lancip lagi. Di antara kedua gunung, selalu tergambar matahari yang bersinar. Kadang
dilengkapi dengan mata dan mulut yang
menyunggingkan senyum. Tak tertinggal, garis-garis lurus yang menggambarkan sinar matahari yg bersinar. Pada bagian langit akan ada gambar awan putih. Terkadang terbalik, awannya berwarna biru sedangkan langitnya berwarna putih. Tidak lupa tergambar pula burung-burung dgn metode penggambaran yang sama persis.

Masih belum cukup sampai di sana. Pada bagian bawah gambar, juga memiliki gambaran yang kurang lebih sama. Selalu ada jalan yang berasal dari kaki gunung dan di sebelah kiri dan kanannya sawah yang membentang hijau. Ditambah dengan gambar rumah & pohon, lengkaplah sudah gambar pemandangan standar TK dan SD. Dulu mgkin agan-agan sekalian sempat bertanya, “Kenapa kalau gambar pemandangan harus seperti itu ?”.

Dan jelas agan akan bertanya, "knp mesti gunung ? padahal pemandangan di Indonesia ‘kan tidak hanya gunung. Kesannya ‘kan jadi kurang kreatif".

Tetapi mari ijinkan saya membahas kenapa guru atau ortu kita mencontohi dgn gambar tsb. Percayalah, gambar tsb untuk membentuk perspektif anak didik. Selain karena imajinasi anak SD belum terlalu liar, juga karena faktor-faktor di bwh ini :

1. Guru bermaksud menunjukkan bahwa pemandangan khas di Indonesia kurang lebih seperti gambar tersebut. Bukankah negara kita dipenuhi oleh ratusan gunung berapi dengan
keindahannya masing-masing ? Gunung adalah salah satu pemandangan yang mudah membuat anak-anak terkesan dan terkagum-kagum.

2. Adanya sawah pada gambar tersebut, boleh jadi menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat kita tidak lepas dari corak hidup agraris yang mengandalkan kesejahteraan pada hasil alam. Dan seperti dalam pelajaran
IPA SD, tanah di dekat atau di lereng gunung berapi memang subur & sempurna untuk bercocok tanam. Jadi perpaduan gunung dan sawah adalah hal yang tepat.

3. Dalam beberapa variasi gambar, mungkin terdapat gambar garis pantai dan lautan yang menunjukkan bahwa negara kita adalah negara maritim dengan garis pantai yang sangat panjang. Jika terdapat juga gambar-gambar perahu nelayan, atau kapal
besar yang berseliweran dengan sangat ramai, mungkin guru bermaksud mendoktrin anak-anak bahwa seharusnya begitulah keadaan laut
kita. Agar anak-anak menyadari seharusnya kita berjaya di lautan. Jales Veva Jaya Mahe !! Nenek moyang kita adalah pelaut !!

4. Kadang-kadang digambarkan pula pohon kelapa. Nyiur melambai seperti dalam lirik lagu Rayuan Pulau Kelapa. Bukankah negara kita sangat kaya dengan hasil alam berupa kopra ?

5. Gambar jalan yang lurus dan mulus sampai ke gunung (kadang-kadang ditambahi tiang lstrik di pinggirnya) menunjukkan bahwa pembangunan di negara kita sudah mencapai tahap kemajuan seperti itu. Bisa juga menyimpan harapan bahwa kelak di daerahnya yang mungkin belum terbangun, taraf pembangunannya akan mencapai seperti yang dilukiskan.

6. Di saat anak belum
mengerti apa itu gambar perspektif, guru mencoba menunjukkan efek perspektif ini dengan cara yang sederhana melalui gambar jalan yang menyempit hingga ke kaki gunung, bukannya gambar jalan yang sejajar. Sehingga anak akan belajar hukum fisika bahwa sesuatu jika semakin menjauh akan terlihat semakin mengecil.

7. Gambar rumah dengan pekarangan yang luas, menunjukkan bahwa ternyata rumah tempat tinggal kita sangat indah dan makmur.

8. Ada gambar matahari terbit di balik gunung, diwarnai dengan warna kuning cerah. Kadang-kadang digambari wajah yang tersenyum. Guru bermaksud menunjukkan bahwa waktu terbaik, terindah, dan bisa membuat kita tersenyum dalam satu hari adalah pagi hari. Harapannya agar si anak menyadari bahwa waktu pagi adalah waktu yang menyenangkan, sehingga si anak berangkat ke sekolah dengan perasaan bahagia.

Terlepas dari bermacam variasi gambar yang ada, menurut saya lukisan gunung-sawah inilah gambar yang sangat iconic tentang anak-anak Indonesia. Kita tidak tahu siapa yang mengajarkan gambar ini pertama kali. Pelukis aslinya anonim. Gambar ini seolah menjadi standar pelajaran menggambar anak-anak Indonesia, walaupun tidak tercantum dalam kurikulum. Boleh jadi segala harapan baik yang tersirat pada gambar tersebut perlahan-lahan akan memasuki alam bawah sadar anak-anak Indonesia dan segera terwujud oleh mereka.

Maksud penggunaan template gambar ini kurang lebih sama dengan penggunaan template nama “Budi” dalam pelajaran membaca yang bermaksud menanamkan "budi pekerti" baik bagi si anak.
Bagi si anak, mungkin itulah gambar yang paling mudah, yang kelak akan membuat ia menemukan kesenangan tersendiri ketika menggambar.
Setidaknya ia akan berpikir bahwa ternyata menggambar yang bagus itu tidak sulit.

Hal-hal diatas merupakan sisi positif bagaimana guru mendoktrin anak didiknya. Seperti 2 sisi uang logam, doktrinan tsb pun mempunyai sisi negatif, yang berhubung waktu &,tempat tidak dipersilahkan oleh panitia maka saya bakal membahasnya di postingan yg berbeda. Bersambung lah istilahnya

#Zaki.

ps : sebetulnya tidak murni imajinasi. Gambar tsb diadopsi dari landscape Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro. Kedua gunung itu letaknya memang berdekatan serta memiliki bentuk dan tinggi yang hampir sama. Gunung Sumbing berada di sebelah Barat Daya Kota Temanggung dan sebelah Timur Kota Wonosobo sedangkan Gunung Sindoro berada di sebelah Barat Laut Temanggung dan sebelah Timur Laut Wonosobo.

copas MIX

Tags:

0 komentar to this article "Matahari di Tengah 2 Gunung Kembar."

Leave a comment