468x60 Ads

Ahli gigi surabaya

Bayar pajaknya, Lalu Hujatlah Presiden Sepuasnya


Sejak era kebebasan "Mbacot" pasca lengsernya Presiden Suharto, sekarang ini rakyat benar2 bisa
meluapkan unek2 nya ke
pemerintah.
Bahkan hujatan - hujatan ke Pemerintah untuk saat ini bisa dikatakan sudah berada pada titik
"menghawatirkan ".
Dari anak2 alay SMP,obrolan di warung kopi, tukang becak, sampai
mereka yang mengaku
berpendidikan alias Mahasiswa seenak sendiri mbacot ttg
pemerintah (khususnya Presiden) dengan hujatan dan hinaan yg sudah
keterlaluan dengan berlindung di balik kata kebebasan dan sedang
melakukan kritik bukan penghinaan.

Sangat disayangkan, kita begitu mudah menjatuhkan kehormatan
pemimpin kita dengan dalih freedom of speech.Mungkin kita merasa
menjadi Raja karena kita merasa sudah membayar pajak sehingga kita bebas mencela mereka jika di
mata kita ada yg salah.
Seperti seorang kaskuser yg opini nya yang dangkal dan ngawur membuat trit yg initinya jika dah bayar pajak maka hujatlah sepuasmu.

Akhirnya tau sendiri lah pro dan kontra dan ababil lain ikut ikutan menghina presiden di komen tritnya.

#Opini_ngawur:

"Buat ane yang bodoh ini, negara ane anggap sebagai sebuah
"Restaurant" dimana Rakyat adalah Konsumen
(Pembeli) dan Presiden adalah Pemilik.
Dimana-mana konsumen itu raja, dan pemilik mendapatkan uang
penghidupan dari konsumen, sehingga pemilik resto harus
melayani konsumen sebaik mungkin...
Jadi disini ada simbiosis mutualisme;
pemilik resto menyediakan
pelayanan maksimal, makanan yang cantik dan lezat; Konsumen jadi
kenyang, membayar, dan jadi langganan.
Konsumen kenyang =
restoran laku.

Sama halnya dengan negara:
Rakyat membayar pajak untuk menghidupi Presiden dan membangun negara; Lalu Presiden
melayani negara (rakyat) dengan sebaik2nya dan membangun begara
tercinta - Indonesia !!

Presiden dipercaya, dipilih, dan didukung; kemudian rakyat menilai kinerja orang yang telah dipilih dan
didukungnya itu. Jika kinerjanya gak sesuai, maka rakyat akan komplain melalui wakil rakyat (DPR/MPR).

NAMUN..............IRONIS
Saat ini disaat rakyat sudah membayar dan melaksanakan
kewajibannya (bayar pajak, memberi
suara waktu PEMILU, bekerja untuk membangun negara); disisi lain para wakil rakyat malah asik-asiknya
KORUPSI uang rakyat untuk PERUTNYA sendiri..."

**

Bagi orang yg sedikit bijak pasti akan baca trit tersebut sok benar tapi beropini dengan ngawur dan tanpa pertimbangan.
Anda melempar wacana ke forum yang berisi jutaan orang dengan
tingkat pendidikan dan pengetahuan yang berbeda, maka tidak heran jika kaskuser yg ababil akan mendukung
dan ikut menhujat presiden akibat membaca artikel ngawur itu.

Jika anda mengibaratkan negri ini dengan restoran maka jelas akan banyak orang yg diusir keluar dari
restoran di banding dengan orang yg bisa makan dengan nyaman di
restoran itu.

Saya tidak akan memposisikan diri sebagai orang pemerintahan disini, saya akan objektiv dan berlaku adil.

Pada warga negara yang mengaku telah membayar pajak sehingga bisa "bacot' seenaknya, saya akan kasih gambaran pajak
yang telah kita bayar.

Kita ambil contoh, misalkan Ane adalah seorang karyawan dengan THP 6 juta sebelum pajak.

PPH setahun = 2.5 juta
(pembulatan saja).

Dengan gaji segitu biasanya khas org indo minimal punya satu
mobil/motor dengan biaya BBM rata-rata 20 rebu sehari dan 600 ribu
sebulan, dan subsidi BBM = 300 ribu per bulan,
setahun jadi 3,6 juta.

Tagihan PLN sebulan 150 ribu, subsidi listrik 50 ribu sebulan kalo setahun = 600 ribu.

Penggunaan elpiji sebulan 100 ribu,
subsidi katakan 20 ribu, klo setahun = 240 ribu.

Dari tiga item ini saja dalam setahun menikmati subsidi sebesar 4.420.000,
sedang PPH yg di bayar hanya 2,5 juta...

Jadi jelas jiika negri ini adalah sebuah restoran maka Ane wajib
minggat dari negri ini,
kenapa??? karena ane gak bisa bayar
makanan yg di makan di restoran dengan penuh (lunas).

Lalu jika ada agan yg berkilah kan kita juga bayar PBB dan PPN ???

Okelah katakan Ane punya rumah dengan harga perolehan 300 juta,
maka PBB nya cuman 300 rebu, dan PPN dari belanja gak lebih dari
300 ribu sebulan, jika
menghabiskan 3 juta penghasilan tuk belanja barang2 yg kena PPN.

Oke ane jawab : Ane juga nikmati fasilitas lain yg jika diwajibkan bayar
tiap make fasilitas itu maka Ane gak akan bisa bayar.

Lihat jalan, jembatan, sekolah, pelabuhan,
bandara, dll dan yang paling penting kita tidak akan bisa membayar
ketentraman dan keamanan dengan
adanya pemerintah.
Coba agan bayangkan jika negri ini tanpa
pemerintah kayak negri2 yg dilanda perang atau yg lagi kacau, apakah
agan bisa bekerja dengan tenang di Irak, Suriah, Palestina dan Sudan???

Untuk fasilitas keamanan ini agan tidak bisa menilainya dengan uang.

Gimana gan ??? Masihkan kita merasa bebas menghina prseiden
hanya karena kita dah bayar pajak??

FYI : Penerimaan pajak yg terbesar adalah dari KPP wajib pajak besar
(koreksi jika saya salah dan tolong klo ada teman dari DJP memberi masukan), hampir 75 % penerimaan pajak bertumpu dari KPP itu.

Agan tahu apa artinya???

Artinya, penerimaan pajak kita 75 % adalah bergantung dari
perusahaan2 raksasa yg
beroperasi di negri ini. Merekalah yang dengan rutin membayar pajak
untuk membangun negri ini, dan kepada mereka penerimaan negri ini
bergantung, dan untuk diketahui juga, APBN kita
tidak hanya bersumber dari pajak.
Pajak mungkin hanya menyumbang 75 % dari penerimaan.

Jadi apa artinya ini ???

Jangan sok menjadi raja hanya karena anda merasa sudah membayar pajak,
jangan menganggap pemerintah itu pelayan kalian, tapi anggaplah mereka itu rekan kerja, yg kita akan
bersama sama bersinergi memajukan negri ini.!!!!!!!


Ketika hujatan jadi tradisi,
bagi para penghujat :

" ingatlah siapapun pemimpin yang akan datang maka hujatan akan tetap kalian semburkan, karena
kalian hanya melihat kekurangan dan kalian menafikan keburukan, bahkan ketika sekalipun
Seorang Nabi jadi pemimpin kalian"

Beropini untuk mengkoreksi boleh saja, tapi dg cara yg lebih beretika.

Source : kaskus MK

Tags:

0 komentar to this article "Bayar pajaknya, Lalu Hujatlah Presiden Sepuasnya"

Leave a comment